Sunday 30 January 2011

Diskusi Arsitektur Dalam Tulisan



Saturday, 29th January 2011, Rampakasli and Ruang17 collaborated to organize a forum discussing architecture in the form of writing. Seeing the positive progression of Indonesian architects in writing books and journals in the form of project descriptions, reviews, design sharing and inspirations, critiques and theories, Diskusi Arsitektur Dalam Tulisan was designed to promote awareness and inspire young generation of architects (students and practitioners) to get involved in architectural writing. Achmad Tardiyana, a respected senior architect and academician who teaches at the Institut Teknologi Bandung and practices at Urbane Indonesia provided a resourceful presentation of the 20th century architects who actively write and contribute to the development of architectural knowledge, critiques and development. Discussing the works of prominent international writers such as Le Corbusier, Leon and Rob Krier, Aldo Rossi, Robert Venturi and Dennis Scott Brown, Herman Hertzberger, Bernard Tschumi, Peter Eisenman, Rem Koolhaas, Bjarke Ingels to South East Asian architects such as Adi Purnomo, Kevin Low and Yu Sing, Achmad Tardiyana opens up a new horizon of knowledge for the participants of the event on how important writing can contribute and have influence on architecture and the whole built environment. Achmad Tardiyana recently published {so.lil.o.quy}, a book showcasing his architectural works and thoughts.

Enzeline Fransiska Manurung, the young writing architect that just published her new book, 30 Inspirasi Desain Rumah Bertingkat shares her experience in writing and preparing materials for the design book. Currently a post-graduate student at the Institut Teknologi Bandung, Enzeline's presentation was intended to inspire young architects to venture into the world of writing, and provided participants with a clear overview on the processes of writing and publishing a book on architecture and design. The final presenter was Thoat Fauzi, representing his office, Genesis Studio, a group of visionary young and proactive architects that promotes good design as a social activism. His presentation discuss ten recent works by Genesis Studio that deals with and trying to respond to contemporary urban issues in Indonesia, such as the need of cheap and good housings, public spaces and sustainable designs. These inspiring and non-conventional thoughts on architecture that were applied in their designs will be soon published in the form of a book.

Rampakasli and Ruang17 would like to sincerely thank all participants, especially to Imelda Akmal, Yu Sing and Kumiko Homma that contributed to this forum, throwing thoughts, ideas, critiques and comment by actively discussing and debating on the highlighted issues brought up by the three presenters. We hope that this session can be continued and elevated to another level of discussion in promoting the culture of writing within architects and designers.

Wednesday 26 January 2011

Saturday 15 January 2011

Diskusi Arsitektur Dalam Tulisan



Rampakasli and Ruang17 brings to you a presentation and discussion session on architectural writing and publishing.

Diskusi Arsitektur Dalam Tulisan

Presenters:
Achmad Tardiyana - {so.lil.o.quy}
Enzeline Fransiska Manurung - 30 Inspirasi Desain Rumah Bertingkat
Thoat Fauzi - Team Genesis

Date: Saturday, 29 January 2011
Time: 18:30 - 21:30 WIB
Venue: The Painting Garage, Hegarbudhi 2, Jalan Setiabudi, Bandung 40141, Indonesia

The event is free and open to public.

Monday 10 January 2011

World Architect Series by IAI Nasional - Guest Lecture by Kengo Kuma



Continuing the World Architect Series Program, Ikatan Arsitek Indonesia Nasional presents a guest lecture by Kengo Kuma on the theme, Locality.


Venue: Blitz Megaplex, 3rd Floor West Mall, Grand Indonesia, Jakarta, Indonesia
Date: Monday, January 17, 2011
Time: 1600 - 1800 WIB
Registration price:
Public: IDR 300.000
IAI Members: IDR 150.000
Students: IDR 150.000 (limited to 100 seats) 


Registration: +62215304715 (Mrs. Ani)


Payment can be made through Bank Mandiri Cabang JDC no: 117.009.401.7407. Send transfer copy with copy of your IAI Membership or Student Card via fax to: +6221-5304722/021-5304724

Door opens at 15.30 WIB


Thursday 6 January 2011

Rampakasli and The Painting Garage



An interview with Rampakasli on Footprints and The Painting Garage by Ruang17.

Sunday 2 January 2011

Sabri Idrus' Mufakat at The Painting Garage, Bandung



Mufakat

Secangkir kopi hitam, sebatang kretek dan gelak tawa. Itu merupakan pengalaman pertama buat Sabri Idrus, seniman kelahiran Malaysia, pada saat pertama duduk ngobrol bersama warga Desa Hegarbudhi, Kecamatan Hegarmanah, Bandung, Indonesia. Walau sering terjadi salah pengertian akibat perbedaan bahasa, namun suasana yang begitu cair menyemangati Sabri untuk berkarya, tetapi kali ini bersama-sama warga setempat dalam menghasilkan karya-karya terbarunya untuk pameran Mufakat ini.

Mufakat merupakan bagian dari ekspresi Sabri yang sebelumnya lahir dari pengamatan beliau terhadap kondisi hidup bermasyarakat di kampung-kampung kota di Bandung. Nilai kebersamaan dan struktur sosial yang teratur dalam pembentukan semangat ‘guyub’ dikalangan warga diteliti dengan cermat sebelum keputusan untuk membuat karya-karya ini dibuat. Sejalan dengan perkembangan aktivitas berkarya Sabri yang sering memperlakukan material-material industri yang diolah dengan menggunakan berbagai metoda dan pendekatan, signifikansi karya-karya barunya ini lebih cenderung bersifat monumental, kokoh dan besar tetapi masih tetap mempertahankan elemen jalinan dan repetisi bentuk yang konsisten.

Dalam usaha beliau untuk memahami ‘jalinan’ hidup bermasyarakat, hal yang paling berharga buat Sabri dalam proses menghasilkan karya-karya ini adalah bagaimana pengalaman bekerjasama dengan warga, yang terbiasa dengan cara pertukangan tradisional dan seadanya merubah persepsi beliau dalam berkarya. Tidak perlu mahal, tidak perlu kompleks, tidak perlu macam-macam. Proses penyesuaian dan menyederhanakan banyak hal – itulah hasil dari kolaborasi dengan masyarakat umum yang rata-rata masih belum punya pengalaman dalam bidang seni halus.

Karya Infiniti menyoroti keperluan untuk hidup secara bermufakat dan bermusyawarah. Selain dari bentuk lingkaran yang secara eksplisit merepresentasikan hubungan masyarakat yang terjadi secara terus-menerus, persoalan-persoalan teknis yang perlu diselesaikan dan disesuaikan adalah sebuah keberhasilan dari toleransi dan musyawarah antara seniman dan asisten-asistennya (warga lokal).

Pencarian merupakan dekonstruksi kusen pintu bekas yang memanifestasi ide-ide tentang entry point dan transformasi. Dengan membentuk lingkaran yang ditumpuk sehingga menjadi sebuah lempengan besar dengan void ditengahnya, karya ini juga mengkomunikasikan semangat transendental warga untuk ‘masuk’ dan ‘bertransformasi’ dalam menjadi sebuah institusi sosial yang semakin kuat.

Sebagai lanjutan dari pameran tunggal Sabri sebelumnya, yaitu Masa Series, karya RGB dikembangkan dengan meminjam model warna yang membentuk penginderaan, representasi dan kesatuan imej pada sistem layar elektronik. Kombinasi warna merah, hijau dan biru membentuk berbagai cara untuk memproduksi berbagai warna yang bervariasi. Elemen-elemen warna dasar ini menjadi acuan dalam membentuk kesepakatan visual dan analogi terhadap tema kemasyarakatan yang diangkat dalam pameran ini.

Karya terakhir yang berjudul Pusing-Pusing pula merupakan lelucon terhadap pengertian kata pusing yang berarti keliling-keliling di Malaysia dan sakit kepala di Indonesia. Karya ini merayakan perbedaan dan kesamaan antara kedua negara, Indonesia dan Malaysia, yang merupakan sebuah kohesi sosial yang menarik.

Mufakat
Artist: Sabri Idrus
Assistants: Local community of Desa Hegarbudhi RT02/RW04, Bandung, Indonesia
Text: Hafiz Amirrol
Photography: Edy Subangkit


The Painting Garage
Architect-in-Charge: Rampakasli
Gallery Consultant: Sabri Idrus

Search